Pria itu terlalu dingin untuk dimengerti, dia mencinta gadis itu dalam diam, terus mencinta dalam hentakan detik. caranya mencinta gadis itu tak diketahui oleh angin, apalagi manusia.
Dalam hati kecil pria itu hanyalah ada nama gadis itu, setiap detik hayalnya adalah membuat nyaman gadis itu. pria itu mencinta dengan Tulus hingga dia takut bila menyakiti hati gadis itu.
seiring berjalannya waktu, dalam untaian bait-bait sajak. lelaki itu melakukan sebuah kesalahan yang menikam uluh hatinya.
kesalahan yang tak disengajanya membuat gadis yang dicinta memutuskan hubungannya yang roman dalam labirin waktu, mengikis habis seluruh rasa roman dalam kerongkongan.
Lelaki itu hampir gila, bahkan berfikir untuk Miras. Miras seakan solusi terbaik pengusir rasa sakit, sakit yang selama hidup baru dirasa pria itu, rasa sakit itu Tuhan pun tahu bagaimana rasanya.
Dan pria itu tak mampu Hidup lagi, semangat Hidupnya telah dirampas oleh Gadis itu.
Gadis itu Telah mengambil segalanya, bahkan Kini tinggalah Nyawa.
Biarlah Nyawa Juga menjadi Kurban Syukur atas Rasa Sakit. dan mungkin pula Rasa Sakit itu bisa Ditebus dengan darah Dan Air mata.
Tuhan Trimakasih Nafas Hidup Ini, ucap lelaki itu merangkai rasa sakit itu menjadi satu dalam untaian doa.
Biarlah Gadis itu Mendapatkan Pria yang lebih Baik dari Pria yang tak Bernasip Dan gila katanya Pada bulan Yang selalu dirindukan Oleh gadis itu ketika mereka Bercinta dimalam yang dingin sambil berpelukan dan saling memberi kehangatan.
***
Oleh : Emanuel Bamulki
Bandung, 02/02/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar