Ketika
mereka mengatakan anak haram padaku, Ayah dimana?. Kau tahu, betapa sesaknya
dadaku ketika mereka mengataiku anak haram.
Ayah tahu, Pernah pula mereka
mengataiku bahwa aku anak seorang pembunuh, anak seorang pemerkosa dan anak
seorang pencuri. Ayah, siapakah yang kau bunuh?, siapa pula yang kau perkosa?,
dan apa yang ayah curi?. Ayah aku terluka mendengar semua itu.
Ibu pernah bercerita tentang ayah,
Kata ibu, ayah adalah lelaki gagah perkasa. Ayah, ibu hanya bercerita bahwa
ayah adalah seorang tentara.
Ketika aku mulai terbentuk dalam
kandungan ibu, ayah pergi meninggalkan ibu. Usai ayah menikmati kegadisan ibu.
Saat itu, ibu berusia enam belas tahun. Betapa sangat mudanya ibu, bahkan ibu
ketika itu masih kecil, dan masa mudanya ibu telah ayah renggut dengan
meninggalkanku dalam kandungannya.
Sebelum ayah pergi, Ayah mengatakan
bahwa usai tugas, ayah akan datang menjeput ibu dan aku. Ayah akan mengajak
kami ke tanah jawa, disana adalah kampung halaman ayah.
Ibu menunggu ayah, Bahkan sampai
hari ini.
Aku tidak mengerti kenapa aku di
beri nama kodim namun yang pasti, itu ada hubungannya dengan ayah. Kadang
orang-orang mengejekku dengan memanggil namaku yang menurut mereka sumber
petaka.
Apakah aku sumber petaka, apakah
aku pembawa sial. Lihat saja mereka, tiap saat bertemu diriku, mereka
memandangku dengan tatapan yang menurutku sangat tidak biasa. Ada kebencian
dalam tatapan mereka.
Pernah ibu mengirim surat kepada
ayah. Ayah tak pernah membalas, walau ibu tiap detik menunggu balasan ayah, menunggu kabar ayah
sambil memintal doa. Sungguh aku mendengarnya sendiri bahwa ibu berdoa agar
aku, ibu dan ayah di persatukan, dipertemukan. Dan entah berapa pucuk surat
yang sudah ibu kirimkan untuk ayah yang mungkin kini sedang berada di tanah
jawa.
Yang paling penting, Kini aku
sudah masuk ke jenjang SMP. Andai ayah berada disini, mungkin ayah pasti
tersenyum bangga melihatku mengenakan seragam putih biru. Aku pun tahu, ayah
pasti akan memberiku hadiah karena aku lulus dengan nilai terbaik di ujian
sekolah dasar ( SD ).
Namun kemana pun aku memanggil
ayah, Tak pernah ada jawaban. Apakah ayah tenggelam di laut ketika pulang ke
jawa sehingga tak pernah ada kabar berita.
Mungkin setelah ayah tiba
dijawa, ayah melupakan ibu dan melupakan aku.
Siapa pula yang sempat
berangan hendak lahir tanpa kehadiran seorang ayah. Pasti siapapun dia, pada
umumnya manusia tentunya hendak lahir disamping pelukan ibu dan juga dalam
kasih sayang dan sukacita seorang ayah.
Ibunya kodim bernama linda. Dahulu
pernah ada operasi milter terhadap beberapa wilayah di tanah papua yang menurut
anggapan pemerintah Indonesia merupakan daerah-daerah rawan. Salah satu daerah
yang menjadi daerah operasi militer pada waktu itu adalah Biak. Tentu saja
masyarakat biak tidak akan pernah
melupakan tragedi berdarah yang terjadi di biak pada tahun 1998, dan ketika tragedi itu terjadi, linda baru berumur
16 tahun.
Linda bertemu dengan Joko, ketika joko yang
kebetulan waktu itu bertugas sebagai salah satu prajurit angkatan darat dalam
operasi militer di biak. Dengan tuduhan sebagai penghianat dan teroris, banyak
rakyat biak yang dibantai, dan banyak pula gadis-gadis muda yang dijadikan
budak seks untuk menyalurkan hasrat binatang mereka, kemudian gadis-gadis itu
akhirnya dibunuh. Kebetulan pula pada waktu itu, linda pun ditawan untuk
dijadikan budak seks oleh prajurit TNI di markasnya yang dikenal dengan nama
Kodim namun untung bagi linda pada saat itu karena joko tepat tiba sebelum
nasip malang menimpahnya. Joko akhirnya meminta kepada kawan-kawan yang waktu
itu menawan linda dengan alasan joko tertarik dengan linda dan ingin
menjadikannya sebagai simpanannya, lalu akhirnya linda pun dibebaskan. Kemudian
linda di bawah oleh joko ke kamarnya, lalu hubungan terlarang itu terjadi.
Awalnya linda memang sangat merasa benci melihat ataupun memandang joko yang
memperkosanya, namun ketika tahu nasip gadis-gadis lain yang ditawan bersamanya
maka linda pun akhirnya bersyukur.
Gadis-gadis lain yang waktu itu ditawan.
Mereka diperkosa secara brutal, tanpa ampun, bahkan ada pula yang di siksa
dengan dimasukan moncong senjata dalam alat kemaluannya, dan akhirnya peluru
panas bersarang di perut. Kemudian ada pula yang siksa dengan menggunakan besi
yang sangat panas yang dimasukan dalam kelamin hingga meninggal dalam keadaan
yang sangat mengenaskan. Dan sesungguhnya banyak pula bentuk penyiksaan yang
lainnya, tentu saja penyiksaan-penyiksaan itu tak kalah hebatnya dengan kedua
bentuk tadi.
Memang di saat itu, hanya
linda seorang yang bernasib baik. Dia tinggal bersama joko di dalam sebuah
perumahan dinas yang terletak di tengah area kodim. Hampir sebulan lebih linda
berdua dengan joko membuat linda akhirnya menjadi lunak dengan perhatian joko
ketika itu. Entah kenapa, linda akhirnya tunduk dengan kasih sayang dan
sentuhan yang joko berikan. Walau waktu bersama hanya sebulan namun kesan
terindah terukir dalam ingatan linda.
Usai sebulan bersama joko.
Linda akhirnya diantar pulang kerumah oleh joko, dan selama hampir tiga bulan
berikutnya joko tak pernah berhenti mengunjungi linda, lalu kadang bermalam
dirumah linda. Hingga bulan kelimanya, joko datang kepada linda untuk
berpamitan pulang ke jawa. Saat itulah terahir kalinya linda bertemu dengan
joko. Sebelum pulang, joko sempat berjanji untuk kembali menjemput linda, dan
linda masih ingat bagaimana raut wajah lelaki itu. Lelaki yang selama hampir
lima bulan selalu berada dipelukannya. Lelaki yang sudah berhasil merenggut
masa mudanya.
Setelah Joko kembali ke tanah
jawa. Linda kemudian menyadari bahwa tubuhnya sudah tidak sendiri lagi,
rahimnya sudah terisi dengan benih milik joko. Entahlah, menyesal tiada guna. Kini
harapnya hanya joko semoga cepat kembali lagi.
Bertahun-bertahun telah
berlalu, Benih itu telah berubah menjadi sosok lelaki mungil yang tampan. Ya,
lelaki itu adalah Kodim. Nama kodim sengaja diberi oleh linda sebagai pengingat
bahwa dahulu dia dan ayahnya kodim bertemu di tempat itu. Tempat itu pula yang
mengingatkannya selalu bahwa dahulu pernah ada darah dan air mata yang mengalir
membanjiri tanah. Kawan-kawan sebayanya dibantai disana, kemudian bersama-sama
dengan orang tua serta adik mereka dibuang ke tengah laut untuk menghilangkan
jejak pembunuhan masal itu.
Entalah, Kapan ayah akan
pulang, Begitulah batin kodim kadang bertanya.
Ayah mungkin kini sedang
bahagia di jawa, entah apa yang dilakukan ayah. Mungkin ayah sudah melupkan
mama. Hingga kini, Aku masih merindukanmu Ayah.
Oleh : Emanuel
Bamulki
Bandung,
21/02/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar