Andai
saja dia tidak menghianatiku. Kebahagian ini, rasa cinta ini, pokoknya semua
yang ku punya akan ku berikan untuknya.
Kini perasaan cinta dan sayang yang
ku miliki telah dimilikinya. Ku berikan seutuhnya tanpa perlu memikirkan
apapun. Dia pantas untuk mendapatkannya, dia memang pantas untuk menerima
perhatian sepenuh hati.
Dia tiba-tiba hadir ketika sebelumnya
dikala kegelapan malam memaksaku melepaskan ikatan cinta yang susah payah telah
ku pertahankan selama setahun lebih. Memang bila dihitung maka tidak sampe
seminggu kejadian itu berlalu namun entahlah, kehadiran gadis itu sangat tepat
mengisi hatiku yang sedang sekarat. Dia pula yang mengobati dan menyembuhkan
sekaratnya hatiku.
Aku tidak bisa membohongi diriku
sendiri, sungguh aku bersyukur dengan kehadirannya. Kehadirannya mengusir semua
kenangan dan harapan yang membuatku kecewa dan putus asa.
Bila boleh jujur maka aku ingin
mengatakan bahwa aku sangat bahagia dengan kehadirannya. Walau kini hanya
sebatas chatingan melalui media social namun itu lebih dari cukup dari pada
duduk diam sambil terus merintih dalam luka yang bisa saja nantinya
merenggutnya nyawaku.
Untuk apa juga terus bertahan
dengan sosok yang tak pernah menghargai kehadiran kita. Bahkan dengan tegah
bercumbu mesra dengan orang lain di hadapan kita. Apa itu cinta..?, atau hanya
sekedar nafsu yang coba di salurkan hanya untuk terus melukai serta membuat
kita menderita.
Tidak perlu menerima orang yang
hanya menjadikan kita sebagai bahagianya sementara kemudian balik menikam kita
dari belakang serta menghianati kepercayaan yang sudah kokoh.
Aku pun berpikir demikian.
Percuma makan nasi kering berdua bila dia tidak pernah menghargai arti
kebersamaan. Percuma pula tidur setikar berdua bila dia tidak pernah menyadari
arti kehadiran kita disisinya.
Malam itulah akhir dari
perjuangan pendekar cinta. Ya aku memang pantas menyebut diriku pendekar cinta.
Awalnya sekedar iseng-iseng saja, aku
membuka halaman facebook milik linda yang saat itu sudah ku anggap istriku.
Memang pantas aku menganggapnya istri sebab kami tidur setikar berdua dan makan
nasi kering Bersama. Susah dan senang berdua selama setahun lebih tepatnya.
Ketika mataku tak sengaja
melirik chatingannya linda di halaman facebook maka ku dapati ada sebuah nama
yang agak terasa asing. Abang gue, ya nama itu yang ku lirik dengan seksama
seakan tidak percaya dengan mataku. Memang aku tidak kaget ketika itu sebab
orang dengan nama itulah yang telah merampas linda sehingga kadang linda
menghilang tanpa jejak.
Lalu ku coba baca riwayat
chatingan. Sungguh pedih rasanya, ada kata cinta dan sayang terselip dengan
mesra disana. Kata-kata yang ku baca terlihat seperti dua sosok manusia yang
sedang tenggelam dalam birahi, kadang ungkapan cumbuan yang panas terselip
dibalik jajaran huruf yang indah. Keindahan huruf yang menyembunyikan mata
pisau yang sangat tajam.
Mengingat bahwa hal ini
terjadi untuk ke sekian kalinya maka aku pun sudah tidak bisa terus saja
bertahan dalam luka dan deraian air mata. Ya, memang dialah yang pertama
membuatku menangis. Linda yang menguras seluruh air mataku.
Malam itu, aku dengan sangat serius
mengambil keputusan bahwa aku harus pergi untuk meninggalkannya selamanya.
Ketika aku menyampaikan bahwa aku akan pergi meninggalkan, dia hanya diam.
Mungkin dia mengirah bahwa aku pasti kembali karena sejauh mana pun aku pergi,
aku tetap akan kembali padanya.
Kali ini mungkin dia salah,
aku memang benar-benar pergi. Aku tidak akan kembali lagi seperti yang kadang
terjadi sebelumnya. Sebelumnya mungkin aku kembali karena aku masih menghargai
kehadirannya di dalam hidupku.
Malam itu pun aku pergi
dengan keputusan yang memang takan ku ubah lagi. Aku pergi meninggalkannya,
membiarkan dia melakukan apapun semaunya sebab aku tahu bahwa kini bukan aku
yang ada disisinya, melainkan orang lain yang jauh lebih baik dari aku yang
hanya pemuda tidak tahu diri.
Pada keesokan harinya, sebuah chat masuk di akun
facebook milikku, lalu ku buka chat itu, ternyata itu adalah chat dari mia,
gadis yang sampai kini terus menghubungiku dengan harapan kelak mau menerimanya
sebagai bagian dari hidupku. Setelah ku pikir-pikir, memang tak baik
mengabaikannya, orang yang ku hargai saja mengabaikanku. Lebih baik aku
menerima seutuhnya. Mia lebih menjanjikan dari pada linda yang hanya menjadikanku
sebatas status.
Kemudian aku akhirnya
memutuskan untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Ku hubungi mia melalui HP
nokia lama yang saat itu ku pakai untuk kebutuhan komunikasi. Ternyata
kebetulan pula mia Bersama mamanya ketika ku hubungi, lalu setelah basa-basi
dengan mia maka aku pun meminta mia menyerahkan HP itu kepada mamanya. Usai itu
aku lansung menyampaikan niatku untuk melamar anaknya, mama yang memang
sebelumnya sangat mengenalku itu akhirnya mengatakan bahwa dia menyetujui
maksudku itu.
Aku memang mengenal mamanya
mia sejak aku masih SMP sehingga tidak menyulitkan diriku ketika menyatakan isi
hatiku. Aku pun dulu seringkali menginap di rumahnya, dan mamanya mia pun sudah
menganggapku sebagai anaknya.
Ku anggap setujunya mamanya mia
sebagai pelangi yang hadir ketika senja hampir melenyapkan harapan dan impian
yang pernah ku bangun dahulu. Aku sangat bahagia, bahkan dengan itu, secara
otomatis luka ku secara perlahan mengering dan aku sangat merasa jauh lebih
baik dari sebelumnya.
Sedangkan linda yang telah
merusak seluruh harapan dan impian yang ku bangun itu. Aku bahkan tidak akan
menerimanya bila kelak dia tiba-tiba datang. Aku akan katakan kepadanya bahwa
ketika dahulu aku memperjuangkannya dia memangnya kemana, apa saja yang di
lakukan ketika itu.
Biarlah linda mendapat jatah
kebencian dariku, sedangkan mia pantas untuk menerima kasih sayang dariku, aku
pasti akan memperlakukan dia secara terhormat, bahkan aku akan memujanya
seperti dewi. Mia memang sangat layak untuk itu.
***
Oleh : Emanuel Bamulki
Bandung, 16/02/2019
Salah Seorang Mahasiswa
Asal Papua di Bandung
Mantap om,terus menulis
BalasHapusMantap om,terus menulis
BalasHapusah syg omy. siap
Hapus